
Perbedaan Tingkat Keterbukaan Diri Berdasarkan Konteks Budaya dan Jenis Hubungan
Abstract
Keterbukaan diri sebagai perilaku komunikasi, berperan dalam pengembangan hubungan seseorang. Ketidakseimbangan tingkat keterbukaan diri antarpribadi yang berhubungan dapat menyebabkan situasi dan keintiman hubungan yang buruk. Oleh sebab itu perlu dipahami hal-hal yang menyebabkan tingkat keterbukaan diri seseorang. Penelitian ini melihat ada atau tidaknya perbedaan tingkat keterbukaan diri berdasarkan konteks budaya dan jenis hubungan. Teori yang diacu adalah Teori Penetrasi Sosial yang menjelaskan mengenai keterbukaan diri dalam suatu hubungan. Metode penelitian yang dipakai adalah survei. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner kepada 60 responden (30 responden berbudaya Jawa dan 30 responden berbudaya Batak). Data dianalisis dengan ANOVA untuk membandingkan keterbukaan diri antara konteks budaya dan jenis hubungan. Hasil penelitian membuktikan tiga hipotesis yaitu (a) ada perbedaan tingkat keterbukaan diri berdasarkan konteks budaya. (b) ada perbedaan tingkat keterbukaan diri berdasarkan jenis hubungan. (c) ada interaksi antara konteks budaya dan jenis hubungan dalam memengaruhi tingkat keterbukaan diri.
Full Text:
PDFReferences
Babbie, Earl. 2010. The Practice of Social Research. USA: Wadsworth.
Bleske-Rechek, A. L. & Buss, D. M. (2001) Opposite-sex friendship: Sex and similarities in initiation, selection, and dissolution. Personality and Social Psychology Bulletin 27:1310–23.
Chan, Darius K.S., Grand H.L. Cheng. (2004). A Comparison of Offline and Online Friendship Qualities at Different Stages of Relationship Development. Journal of Personal and Social Relationship, 305-320.
Eman, K.K.I.F. 2004. Perbedaan Profil Kepribadian Suku Jawa dan Suku Batak Berdasarkan Five Factor of Personality. Skripsi Sarjana Psikologi pada Unika Atma Jaya.
Griffin, Em. 2012. A First Look at Communication Theory. New York: Mc Grawhill.
Hatfield, E., Pillemer, Jane. T, dkk. (2008). Passionate and companionate love in Newlywed and Long-term Marriages. Interpersona, 2, 35-64.
Jourard, Sidney M. dan Paul Lasakow. (1958). Some Factors in Self-Disclosure. Journal of Abnormal and Social Psychology, 56, 91–98.
Kito, Mie. (2005). Self-Disclosure in Romantic Relationships and Friendships Among American and Japanese College Students. The Journal of Social Psychology, 145, 127-140.
Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. 2009. Theories of Human Communication. USA: Thompson Wadsworth.
Matsushima, Rumi, Kunio Shiomi,. (2002). Self-disclosure and friendship in junior high school students. Social Behavior and Personality, 30, 515.
Neumann, W.Laurence. 2007. Basics of Social Research: Qualitative and Quantitative Approach. Boston: Pearson Education.
Pratiwi, Diah Aryani. (2015). Perbedaan Pengungkapan Diri antara Mahasiswa Suku Jawa dengan Suku Batak Melalui Twitter. Malang: Universitas Brawijaya.
Samovar, Larry A., Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel. 2010. Komunikasi Lintas Budaya: Communication Between Cultures. Jakarta: Salemba Humanika.
Tang N., Bensman L. & Hatfield E.. (2013). Culture and sexual self-disclosure inintimate relationships. Interpersona:An International Journal on Personal Relationships 7, 227–245.
Wood, Julia T.. 2007. Interpersonal Communication: Everyday Encounters 5th edition. USA: Thomson Wadsworth.
Wood, Julia T.. 2008. Communication Mossaics: An Introduction to the Field of Communication, 5th edition. USA: Thomson Wadsworth.
DOI: https://doi.org/10.25008/wartaiski.v1i01.7
Article Metrics:
Abstract Views - 2057
PDF Downloads - 1883
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Warta ISKI
Indexed by:




Copyright of Jurnal Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (p-ISSN : 0853-4470)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Sekretariat Redaksi JURNAL WARTA Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI)
Gedung Dewan Pers, Lt 5
Jl. Kebon Sirih No. 32-34, Jakarta 10110 – Indonesia
Contact Person :